Clock

Rabu, 13 April 2011

TULISAN 27

Sebagian besar dari kita telah mengenal disiplin ilmu ekonomi secara makro maupun secara mikro yang mengulas aspek perekonomian makro dan aspek manajemen perusahaan, yang mencakup seperti manajemen strategi, produksi, pemasaran dan sumber daya manusia. Akibatnya mungkin masih sedikit dari kita yang memahami dan mengetahui seluk beluk perihal Ilmu ekonomi lingkungan, yang dalam dua puluh tahun terakhir ini mengalami kemajuan dalam perkembangannya. Adakah buku yang secara khusus membahas aspek yang terakhir ini?
Buku ”Environmental Economics” karangan Alan Gilpin menjawab kebutuhan tersebut, disamping merupakan suatu terobosan tersendiri. Buku keluaran John Wiley & Sons Ltd ini ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh orang awam, walaupun sifatnya yang komprehensif mencakup seluruh permasalahan, isu dan perkembangan dalam memanaje lingkungan hidup dari alam sekitar kita secara ekonomis.
Manfaat Mempelajari Ilmu Lingkungan Hidup
Mengapa Ilmu Ekonomi Lingkungan Hidup diperlukan? Menurut penulis hal ini tidak lain dari adanya kenyataan motif berbisnis yang tidak semata-mata untuk mengejar laba. Dalam kenyataan sehari-hari, kegiatan bisnis saat ini akan semakin terkendala oleh keterbatasan pengetahuan, energi dan ambisi perusahaan meraih laba jangka pendek dan jangka panjang. Perusahaan yang sedang berkembang dituntut kemampuannya mengendalikan teknologi, kalkulasi harga dan biaya, dan menghindari ancaman dari kebangkrutan serta proses pengambil alihan perusahaan. Pemilik saham perusahaan pada saat ini mungkin rela menerima lebih sedikit imbal saham, sepanjang perusahaan yang dimilikinya tetap berkembang dalam jangka panjang. Seluruh motif dan kejadian ini terkait erat dengan permasalahan-permasalahan lingkungan hidup di sekitar lokalitas perusahaan.
Dunia bisnis pada abad modern sekarang terjalin erat hubungannya dengan para pemangku kepentingan yang lebih luas. Mereka terdiri dari pelaku ekonomi seperti pemegang saham, kreditur, direktur, manajer, konsumen, pemasok, pekerja, ahli pemasaran dan iklan, konsultan, anggota masyarakat dan lembaga pemerintahan dan publik pada tingkat pusat dan daerah. Hubungan ekonomi, sosial dan politik dengan pelaku-pelaku ini sebagian telah diikat melalui perjanjian kontrak, tetapi sebagian lagi tidaklah demikian. Proses perubahan lingkungan bisnis, perubahan alam sekitar, perubahan ketentuan dan peraturan pemerintah maupun perkembangan tuntutan-tuntutan dari pelaku lainnya yang tidak terikat dengan kontrak bisnis, semuanya akan semakin mempengaruhi kepentingan pemangku kepentingan, khususnya para pemegang saham.
Dari kondisi tersebut maka acuan bisnis ke depan sebenarnya bukanlah lagi mengejar laba perusahaan, tetapi lebih kepada keberlanjutan usaha (survival). Tiadanya faktor efisiensi pasar dan berbagai potensi timbulnya kegagalan pasar semakin menuntut kalangan bisnis untuk memperhatikan dan menguasai ilmu lingkungan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar