Cara bekerja sistem perekonomian di satu negara dapat digambarkan dengan menggunakan konsep BAK MANDI. Konsep ini menggunakan analogi seorang Bapak atau Ibu rumahtangga dalam memanaje kebutuhan air mandi untuk para anggota rumah-tangganya. Dengan jumlah anggota rumahtangga yang relatif besar yang biasa dijumpai pada kehidupan rumahtangga masyarakat di Indonesia, setiap rumahtinggal selalu diperlengkapi dengan bak mandi dengan kapasitas daya tampung air yang memadai. Sistem instalasi air di rumah tersebut kemudian dibangun, dengan menggunakan tangki penampungan di luar kamar mandi yang menggunakan jetpump atau dengan sistem penimbaan dari sumur terdekat dari lokasi bak mandi tersebut.
Pimpinan rumah tangga akan berusaha memelihara posisi ketinggian air di bak mandi agar mencukupi kebutuhan para pemakai. Dia akan selalu mengawasi jangan sampai air yang masuk ke dalam bak mandi meluap sehingga tidak bermanfaat. Demikian juga jangan sampai air tersebut kualitasnya menjadi kurang baik dan keruh yang dapat merusak kesehatan para pemakai. Pada saat terjadi gangguan listrik atau kerusakan dari sumber air minum di rumah tersebut, maka dengan segera pimpinan rumahtangga melakukan tindakan untuk mencari air dari tetangga atau sumber air yang terdekat di sekitar rumah tinggal.
Perekonomian versi Bak Mandi
Skenario kegiatan penyediaan air mandi ini dapat kita aplikasikan seperti halnya bagaimana Pemerintah melakukan pengelolaan manajemen ekonominya untuk masyarakat di negaranya masing-masing. Sistem ini saya perkenalkan sebagai “sistem ekonomi bak mandi”,
Pemerintah sebagaimana halnya dengan pimpinan rumahtangga tersebut akan melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan kondisi posisi keseimbangan sistem perekonomian sedemikian rupa dengan tujuan:
(a) Perekonomian tersebut dapat memenuhi kebutuhan para pelaku ekonominya
yang terdiri produsen, konsumen dan lembaga penunjang ekonomi pada setiap saat. Untuk melakukan ini perlu dipelihara pemupukan cadangan (stock) kebutuhan pangan, listrik, bahan bakar minyak dan devisa negara dalam jumlah yang cukup.
yang terdiri produsen, konsumen dan lembaga penunjang ekonomi pada setiap saat. Untuk melakukan ini perlu dipelihara pemupukan cadangan (stock) kebutuhan pangan, listrik, bahan bakar minyak dan devisa negara dalam jumlah yang cukup.
(b) Pemerintah perlu membangun sistem perekonomian dalam bentuk sistem
kelembagaan ekonomi, sistem perundang-undangan dan peraturan kebijakannya, sistem pengelolaan manajemen pemerintahan, perumusan kebijakan ekonomi, berikut sistem distribusi dan pengembangan infrastruktur publik yang diperlukan, meliputi antara lain jaringan jalan, pelabuhan dan lapangan terbang, sistem telekomunikasi dan sebagainya.
kelembagaan ekonomi, sistem perundang-undangan dan peraturan kebijakannya, sistem pengelolaan manajemen pemerintahan, perumusan kebijakan ekonomi, berikut sistem distribusi dan pengembangan infrastruktur publik yang diperlukan, meliputi antara lain jaringan jalan, pelabuhan dan lapangan terbang, sistem telekomunikasi dan sebagainya.
(c) Pemerintah akan memonitor agar supaya terjadi arah perkembangan dan
pertumbuhan ekonomi dari posisi Yo mencapai posisi Y t+1.
pertumbuhan ekonomi dari posisi Yo mencapai posisi Y t+1.
Proses pemupukan cadangan atau capital stock dilakukan Pemerintah dengan melakukan perencanaan ekonomi makro sedemikian rupa dengan pertama kali menetapkan target- target pembangunan di sektor riil, fiskal dan moneter. Target tersebut dirumuskan dengan memperhatikan kemampuan sistem ekonomi, partisipasi para pelaku ekonomi, sumber pendanaan dan berbagai kebijakan ekonomi yang diperlukan.
Kemudian Pemerintah akan menggerakkan potensi permintaan agregat (agregate demand) di masyarakat agar dapat direalisasikan dalam bentuk produksi dan pemupukan cadangan logistik yang tersedia di pasar, minimal meliputi kebutuhan barang pangan, listrik, bahan bakar minyak dan kebutuhan dasar konsumen lainnya. Di sektor fiskal Pemerintah akan melakukan berbagai upaya penggalangan sumber dana dari dalam negeri terutama melalui kegiatan perpajakan (taxation) yang semakin meningkat, tanpa membuat lesu kegiatan produksi dan investasi. Sedangkan di sektor moneter Pemerintah akan memelihara kebutuhan jumlah uang beredar (money supply) berikut cadangan devisa yang diperlukan untuk membiayai kegiatan impor dan lalulintas pertukaran mata uang asing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar